Jurney : Episode Menaklukan Puncak Batas Gunung Wilis



Tulisan ini merupakan lanjutan dari expedisi Tim Perintis Jalur Wilis yang sudah saya tulis dalam artikel sebelumnya *Baca “Jurney:Pendakian Gunung Wilis Via Kandangan".Jika pada expedisi yang pertama kami para Tim Perintis hanya sampai pada Pos 3 hutan lindung, pada kesempatan kali kedua expedisi kami telah berhasil mendaki  Gunung Wilis hingga ke Puncak Batas 1.Puncak Batas 1 merupakan batas antara Kabupaten Madiun dan Kabupaten Nganjuk.

Pakis Khas Gunung Wilis
18-12-2016 adalah perjalanan saya beserta Tim Perintis Jalur Wilis yang kedua.Jika pada pendakian sebelumnya jumlah tim 7 orang maka pada pendakian kedua personil tim bertambah menjadi 9 orang.Salah satunya adalah pendaki Cewek.Demi menghemat waktu kami mencoba memulai perjalanan sepagi mungkin.Pukul tujuh personil Tim sudah berkumpul.Pukul 8.40 setelah berkoordinasi dengan pihak Perhutani dan pihak Polsek Kare kami mulai berangkat.Seperti biasa sesampainya di PT Perkebunan Kandangan kami melakukan registrasi (pemberitahuan) pada Pos Jaga.Selanjutnya kami meluncur menuju Pulosari yang merupakan Pos 1 pendakian.Seperti sebelumnya akses jalan dari Kandangan menuju Pulosari sangat licin dan terjal.Harus ekstra hat hati.
 
Penampakan Tim Perintis Jalur Wilis
Pukul 10.00 kami tiba di Pulosari,dari Pulosari kami terus memacu Sepeda Motor kami menuju Pos 2.Jangan ditanya bagaimana sulitnya jalan dari Pulosari menuju Pos 2,jalan sangat licin dan kiri kanan semak yang sangat tinggi.Jika tidak hati hati kita akan terkena sabetan semak semak yang berada di kiri kanan jalan.Jika melalui jalur ini pastikan kita merunduk jika ingin selamat dari ranting ranting pohon.Dijalur ini banyak pula pohon pohon yang tumbang merintangi jalan.Jika tidak ingin resiko jatuh sebaiknya kendaraan di titipkan di Pulosari.Dari Pos 1 Pulosari ada pertigaan,ambil jalur kiri yang menuju puncak,sedang yang kekanan atau lurus adalah jalur pipa PDAM.Dan tim tidak ingin tersesat seperti exsepdisi pertama.

Trak Licin Menuju Pos 2
Pukul 11.40 kami tiba di Pos 2.Pos 2 lokasinya cukup nyaman meski belum ada tempat peristirahatan yang memadai namun cukup luas untuk tempat memarkir sepeda motor.Kami memarkir sepeda motor di Pos 2 dan selanjutnya berjalan kaki menuju pos 3.Sebenarnya jika menggunakan sepeda motor jenis Trail perjalanan bias mencapai Pos 3.Dari pos 2 menuju pos 3 jalan relative baik.Seperti biasa kami melewati padang savana hingga akhirnya pada pukul 14.30 kami tiba di Pos 3 yang berada di areal hutan lindung.

Kawasan Hutan Lindung
Perjalanan berlanjut menyusuri hutan lindung yang vegetasinya cukup lebat,semakin kedalam pohon-pohonya semakin besar besar.harus ekstra hati hati karena banyak pohon lapuk yang sewkatu waktu bisa jatuh menimpa.Trek jalan sangat licin dan menanjak.Kuarang lebih 40 menit kemudian setelah hutan lindung kita melewati hutan Cemara.Menurut cerita hutan Cemara ini disebut dengan “Cemara Maling” kurang begitu jelas asal muasal nama Cemara Maling, namun konon menurut cerita dahulunya tempat tersebut merupakan Base Camp para maling.Wallahu a’lam.

Savana Setelah Hutan Lindung
Setelah melewati hutan Cemara selanjutnya kami melewatu hamparan Savana yang cukup luas.Trek semakin menanjak dan licin,mungkin karena musim hujan ditambah dengan ilalang yang sudah membusuk sehingga jalan menjadi licin.View di areal savanna ini cukup bagus dan menakjubkan.Pada jalur ini kita harus hati hati dan waspada karena kiri kanan merupakan jurang yang sangat dalam dan angin berhembus cukup kencang.

Pukul 17.00 kami tiba di Pos 4.Di Pos 4 ada areal yang cukup luas dan kami memutuskan mendirikan Base Camp dan bermalam  di Pos 4.Perjalanan  di lanjutkan esok hari.Diiringi dengan hembusan angin yang kencang dan gerimis juga kabut yang  pekat kami mulai mendirikan Base Camp.Dingin itulah yang kami rasakan.Embun embun yang terbawa kencangya angin berjatuhan  laksana hujan.

Pos 4 Batu Tulis
Pos 4 disebut juga Pos Batu Tulis ada pula yang menyebut Pos Watu Garudo,karena disinilah letak Batu Tulis dan Watu Garudo.Dari Pos 4 akan tampak Gunung Lawu yang menjulang tinggi dan gagah.View di Pos 4 juga sangat menakjubkan.

Gunung Lawu Original Photo By Pesona Desa Kare
Keseokan hari  setelah makan pagi pada pukul 8.30 kami melanjutkan perjalanan,Tim yang ikut berjumlah 8 orang sementara yang seorang  menunggu di base camp.Tepat di atas base camp terdapat batu batu yang sangat besar  itulah “Batu Tulis”.Disebut batu tulis karena banyak sekali tulisan yang di pahat pada batu tersebut.Namun tulisan tersebut hanya berupa nama nama seseorang.Salah satu nama yang tertera adalah nama “Ki Ageng Reksodipuro” .Tidak ada refrensi yang jelas tentang nama Ki Ageng Reksodipuro.Sebuah nama yang penuh misteri.Dan masih banyak nama nama lain yang tertera di batu tersebut.

Untuk melihat lebih jelas photo photo hasil pendakian ke puncak Gunung Wilis silahkan klik disini

Batu Tulis Original photo by Pesona Desa Kare
Setelah batu tulis kita akan menemukan Watu Garudo,namun sayang kami dari Tim Perintis tidak berhasil menemukan mana yang di sebut Watu Garudo.Di area ini banyak sekali berserakan batu batu yang berukuran raksasa sehingga sulit untuk memetakan mana yang di sebut Watu Garudo,ada batu yang berbentuk sampan(perahu kecil) yang terbalik.Bahkan ada teman yang menemukan batu berbentuk mirip tokoh pewayangan “Semar”. Menurut beberapa sumber letak Watu Garudo tidak jauh dari Batu Tulis.

Menuju Puncak Batas
Trek dari batu tulis menuju puncak sangat terjal menanjak dan berbatu dengan kanan kiri jurang yang mengaga dengan kemiringan 80 derajat.Lebar jalur kurang dari 2 meter,jadi harus hati hati melewati jalur ini.Mungkin area punggungan ini yang disebut "Wot Ombang Ambing".Diarea ini banyak sekali tumbuhan edelweiss namun sayang tak satupun yang berbunga.Tumbuhan edelweiss Gunung Wilis merupakan jenis edelweiss yang berbeda dengan gunung-gunung yang lain,karena warna edelweiss disini adalah putih,kuning dan merah.Dari sini kita juga bisa melihat sisa sisa letusan purba Gunung Wilis berupa setengah kubah.
Setelah melewati jalur ini kami melewati hutan cemara, disini jalan mulai tidak terlihat karena lebatnya semak semak.Terpaksa kami harus membuat alur jalan baru dengan membersikan semak semak.Di kawasan hutan Cemara ini harus ekstra hati hati karena angin sangat kencang dan banyak pohon lapuk.

Trek Menanjak Sebelum Puncak Batas
Setelah hutan cemara kami kembali harus melewati jalur yang berbatu yang cukup ekstrem karena cukup licin dan kiri kanan merupakan jurang yang sangat dalam.Licin menanjak dan berbatu cukup deg degan juga melewati jalur ini.Bahkan saking curamnya kami harus menggunakan tali untuk  pengamanan.Namun jangan khawatir View di jalur ini sangat indah,disini seperti  kembali ke masa Dinosaurus karena masih banyak tumbuhan yang mirip dengan masa purba.Di area ini juga banyak tumbuhan edelweiss namun sayang lagi lagi edelweissnya belum berbunga.Hamparan savana akan terlihat di area ini.

Trek Menanjak Dan Curam
Setelah melewati jalur ini kami memasuki area hutan Cemara lagi sejurus kemudian kami menemukan tempat yang begitu luas.Kami menemukan patok perbatasan antara Kabupaten Madiun dan Nganjuk.Itulah PUNCAK 1 dari Gunung Wilis.Tiba di puncak batas waktu menunjukan pukul 11.40.Puncak batas merupakan area yang datar dan luas yang ditumbuhi semak semak dan pohon perdu.Dari puncak 1 menuju puncak utama sebenarnya sudah tidak begitu jauh namun kami memutuskan untuk turun karena kondisi cuaca sangat tidak memungkinkan.

Puncak Batas 1 Original Photo By Pesona Desa Kare
Sampai di base camp pukul 13.30.Cuaca mulai tidak bersahabat hujan mulai turun disertai badai kencang.Tenda kami nyaris porak poranda diterpa kencangnya angin.Dengan badan yang menggigil akibat hujan deras kami memindahkan tenda.Pada malam harinya kami nyaris sulit memejamkan mata karena kencangnya hembusan angin yang tiada henti.Kami hanya bisa berdoa dan pasrah semoga bisa melewati kondisi tersebut.
Pukul 8.00 pagi kami sudah berkemas dan mulai turun namun badai belum berlalu.Tak lupa kami mengucapkan salam perpisahan kepada Gunung Wilis karena telah memberikan banyak sekali kenangan.

Sekedar info bahwa Gunung Wilis banyak sekali terdapat tempat tempat yang masih misteri.Selain Batu Tulis dan Watu Garudo ada lagi sebuah tempat yang bernama "Cikar Bubrah".Situs tersebut konon menyerupai Cikar atau Pedati yang rusak.Situs Cikar Bubrah berada di wilayah Argo Kalang.Dan masih banyak lagi situs situs yang dianggap keramat.

Demikianlah perjalan Saya beserta Tim Perintis Jalur Wilis yang berusaha membuka jalur pendakian Gunung Wilis via Desa Kare Kecamatan Kare Kab Madiun.Semoga artikel yang sedikit ini bisa bermanfaat.

NB :
  1. Gunung Wilis menyajikan Panorama yang sangat menakjubkan.
  2. Setiap Pos belum di bangun tempat yang memadai,jika lelah lanngsung saja merebahkan diri ditanah atau rumput.
  3. Angin sangat kencang.
  4. Jika mendirikan tenda/Base Campcarilah tempat yang terlindung dari angin dan jauhi pohon.
  5. Berhati hatilah ketika mendaki Gunung Wilis karena selain membutuhkan fisik yang prima,nyali juga di perlukan.
  6. Bawa persediaan air yang banyak,karena sepanjang pendakian tidak ada sumber air.

3 komentar:

  1. Mantaf .... Lanjutkan kawan, Ayo explore madiun sepuasnya .... http://madiunpunyakita.blogspot.co.id/

    BalasHapus
  2. Amazing Willis... Semoga jalur cepat bisa dibuka, Salut buat team... Tetap semangat, oh Iya buat temen" yang mau naik Juga,, sekedar saran.. Tetap waspada lokasi jalur Willis masih banyak hewan liar,Utama babi hutan,dan ada warga kampung Juga yang pernah melihat harimau,,, so tetap hati hati dan waspada.. Terimakasih buat team semoga next bisa dilanjut lagi tembus nganjuk aamiin

    BalasHapus
  3. Amazing Willis... Semoga jalur cepat bisa dibuka, Salut buat team... Tetap semangat, oh Iya buat temen" yang mau naik Juga,, sekedar saran.. Tetap waspada lokasi jalur Willis masih banyak hewan liar,Utama babi hutan,dan ada warga kampung Juga yang pernah melihat harimau,,, so tetap hati hati dan waspada.. Terimakasih buat team semoga next bisa dilanjut lagi tembus nganjuk aamiin

    BalasHapus

Pages